Jumat, 28 Juni 2013

Horee Family Trip

Setelah lama menunda traveling sekeluarga, akhirnya kami melakukannya juga. Anak kedua kami pulang liburan dari sekolahnya di UAE. Inilah saat yang tepat untuk jalan bersama dengan formasi lengkap!
Kebetulan ada jadwal launching buku hubby "The Gong Traveling" di toko buku Leksika kalibata City Square di Jakarta. Anak-anak sedang dalam masa libur sekolah, jadi kami ajak ikut ke Jakarta.
Naik Kereta Api, tut tut tuuut
Moda transportasi yang dipilih adalah kereta api Merak-Tanah Abang, yaitu Kereta Kalimaya. Kereta berpenyejuk udara ini berangkat dari stasiun Serang dalam 2x sehari, pukul 06.00 dan 14.00.
Dua minggu sebelumnya aku sendirian naik kereta ini ke Rangkasbitung. Dengan kondisi yang lumayan nyaman dan harga terjangkau, kami memutuskan untuk mengajak anak-anak merasakan nikmatnya traveling dengan kereta.
Tiket seharga Rp 20.000,- kereta Kalimaya menjadi transportasi alternatif bagi kalangan menengah. Jarak tempuh Serang-Rangkas dicapai dalam setengah jam. Lebih cepat dan lebih nyaman dibanding dengan bus yang hanya ada di pagi hari, atau minibus yang harus beberapa kali ganti jurusan.
Sebenarnya ada jenis kereta lain, Banten Express yang beroperasi satu jam lebih lambat dari Kalimaya. Tiketnya pun hanya Rp 5.000,- selama bulan promosi. Tapi kondisi keretanya tanpa penyejuk udara dan jarak tempuh untuk rute sama lebih lama. Belum lagi aneka barang yang dibawa para penumpang menimbulkan aroma tersendiri.
Pilih Kursi Sesuka Hati
Pukul 13.58 kereta berangkat dari stasiun Serang. Tak begitu banyak penumpang. Anak-anak pun masih tampak enjoy.
Sambil menunggu jadwal kereta, Gabriel, anak kedua membeli perbekalan logistik di waralaba terdekat. Begitu ia tiba, tiga kantung plastik besar berisi 8 botol pulpy orange, 3 botol softdrink, 4 botol air mineral, beberapa bungkus keripik kentang, sebungkus roti sobek, permen dan 4 bungkus nori kering. Sungguh, belanjaan paling banyak yang pernah kami siapkan untuk kategori traveling singkat.
Tapi ternyata selama perjalanan perbekalan itu amat berguna. Karena kereta beberapa kali berhenti di stasiun kecil cukup membosankan bagi anak kecil. Rengekan dapat diredam dengan camilan, di samping cerita dan game. Sedangkan untuk anak remaja ditambah kebutuhan koneksi internet pada gadget yang lancar jaya demi socmed.
Dan ada yang lucu saat kami mencari tempat duduk sesuai tiket. Enam nomor kursi kami sudah terisi penuh oleh ibu-ibu dan anak-anaknya. Nomor kursi mereka berselisih dua baris di gerbong yang sama. Rupanya mereka seenaknya saja memilih kursi. Baiknya, mereka pindah dengan suka rela begitu diminta.
Tapi bagasi mereka tak ikut pindah! Dan rombongan ibu itu anteng saja tak peduli. Aku jadi bingung mau menyimpan empat backpack, karena rak atas telah terisi 3 buah dus besar. Hubby memanggil petugas yang lewat, untuk membantuku menurunkan kardus-kardus itu.
Barulah ibu-ibu itu berteriak heboh meminta kardus-kardusnya. Hehehe... Aku cuek saja menurunkan kardus-kardus berat itu dibantu hubby dan petugas. Dan harumnya ikan asin dalam kardus begitu menusuk hidung dan perut!
(Bersambung)