Selasa, 20 Januari 2015

BALI SENDIRI 4 (Tamat)



Maaf bagi yang menanti kelanjutan episode Bali Sendiri^^ Baiklah, kita tamatkan saja seri ini di bagian keempat ^^

Patung Wisnu
 Dari Bukit Sari agrotourism kami bergerak ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park yang berada di jalan Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan. Jika dilihat di maketnya, patung Wisnu tengah mengendarai Burung Garuda ini bakal jadi ikon Bali sekaligus membawa nama Indonesia lebih melambung. Sayang, proyek prestisius ini tertunda. GWK ini adalah mahakarya I Nyoman Nuarta, seorang seniman patung terkenal Indonesia. Karya lain beliau adalah Monuman Jalesveva Jayamahe di Surabaya.

Kamis, 08 Januari 2015

BALI SENDIRI 3


Laskar Kuta Bersih
Hari ketiga di Bali. Pagi-pagi udah nongkrong lagi di Kuta. Kerjaanku sama bu Lidia cuma ngelihatin kelakuan orang-orang. Kadang ada sesuatu yang bikin kami tertawa ngikik berdua, lalu diam lagi dan melihat sekitar.

Benar-benar kurang kerjaan. Tapi tugas hari ini sudah diselesaikan kemarin, tinggal malam nanti penutupan. Jadi kami punya waktu seharian sampai maghrib. Aku udah gatal pengin jalan. Tapi lagi mikir tujuan, cara ke sana dan biaya. Kubilang ke Bu Lidia rencana jalan ini, untung beliau mau juga ikutan. Tinggal nanti ajak-ajak peserta lain. Kalau toh pada nggak mau, aku mau jalan aja sendiri.

Sekarang ngabisin pagi dulu di pantai. Ada serombongan cewek yang hobi selfie sedari datang. Mulai foto di pantai, pose loncat, gaya manyun, sampai nyebur ke laut, semua difoto. Kami senyum aja lihat ulah mereka. Mencoba memaklumi karena aku dan bu Lidia punya anak gadis, yang mungkin tingkahnya kayak rombongan cewek itu.

Ada serombongan petugas kebersihan yang membawa sapu dengan ujung mirip garpu, untuk menyaring sampah di pantai, jadi pasirnya nggak ikut terbuang. Mereka inilah yang menjaga Kuta tetap bersih. Bravo!

Rabu, 07 Januari 2015

BALI SENDIRI 2


Ikut ngumpul sama anak-anak muda kece badai
Hari kedua, pagi-pagi aku sama bu Lidia udah nongkrong di Kuta. Mungkin karena galaunya udah menipis, aku bisa menikmati Kuta pagi yang mendung saat itu. Cuma duduk dan jepret sana-sini, ngobrol ngalor-ngidul soal kegiatan masing-masing. Selebihnya asyik sendiri dengan media social. Unggah sana unggah sini. Telepon keluarga masing-masing. Khas emak-emak kalau jauh dari anak J

Aku memandang  jauh ke lautan. Kapal-kapal di kejauhan kelihatan samar. Yang tampak jelas cuma gulungan ombak dan riak yang diantarnya ke pantai. Siapa yang nggak cinta sama debur ombak, coba? Dengerin aja ritmenya, nggak ada yang sama sepanjang hayat. Itu zikir  buat Sang Pencipta.  
*nggak perlu tanya sama ombak, kan? hihihi*

Selasa, 06 Januari 2015

BALI SENDIRI (1)


Pantai Kuta
Ini catatan perjalanan ke Bali beberapa bulan lalu. Baru kutulis sekarang, dengan alasan beragam. Tapi yang mendasar sih karena tidak seasyik perjalanan yang pernah kulakukan sebelumnya.
Sebab aku jalan sendiri, nggak sama patjar. Huhuhu… Meski pantai Kuta menyediakan dirinya direbahi, tapi tetap saja seperti hilang satu sayap.
*blaaah*

Jika bukan karena tugas menggantikanmu yang juga sedang traveling karena tugas, aku malas berangkat. Ini memang tugas penting, tak bisa diwakilkan ke orang lain. Maka aku tetap saja berangkat. Padahal kau juga sedang di daerah timur Jawa. Tapi tak mungkin rasanya kita bertemu.
*yak begitu deh caraku nyepik suami*

Aku tiba di Bali tepat saat makan siang. Tapi ternyata belum dapat jatah makan. Perut sudah konser dari pagi. Di bandara Cengkareng cuma sempat makan sepotong roti dan air putih.

Sampai di kamar ternyata roommate belum datang. Belum tahu siapa dia, yang jelas wanita. Aku akan protes, demo dan mogok makan kalau sekamar sama laki-laki. Kecuali panitia ngasih kejutan, patjar datang. Tapi kan itu cuma khayalan. Nggak mungkin dia datang tanpa aku tahu. Setidaknya dia pasti akan tanya nomor kartu Garuda Miles-nya, membuatku tahu akan terbang ke mana XD Hihihi…