Hari ketiga di Siak, kami diajak bu Hera Yulwita, Kepala KPA Kab Siak, mengunjungi salah satu perpustakaan desa di Perincit, kecamatan Pusako, Siak, Riau. Berasa blusukan, dengan mendatangi pelosok Siak:)
Di Perincit, telah menunggu anak-anak SDN Perincit dan masyarakat di balai desa. Yang menyegarkan, anak-anak itu berbaju pramuka yang warnanya masih cerah seperti baru. Kupikir mereka berusaha tampil sebaik mungkin menerima tamu.
Kami bersemangat karena senyum anak-anak dan guru-guru yang mendampingi. Beberapa kali bu Hera menekankan bahwa kami adalah tamu dari Jakarta, yang telah berkenan mampir ke desa mereka dan ingin menyebarkan semangat membaca. Haduh, ingin sembunyi di bawah tudung saji jadinya :D
Begitu saktikah kata "Jakarta" bagi anak-anak itu? Entahlah. Tapi aku sering bersirobok dengan anak-anak yang menatap kagum. Aku cuma bisa tersenyum yang membuat mereka menunduk malu. Kutekan semua kesombongan sebagai orang "Jakarta", karena memang kami tidak tinggal di ibukota.
Di Perincit, telah menunggu anak-anak SDN Perincit dan masyarakat di balai desa. Yang menyegarkan, anak-anak itu berbaju pramuka yang warnanya masih cerah seperti baru. Kupikir mereka berusaha tampil sebaik mungkin menerima tamu.
![]() |
Murid-murid SDN Perincit, Pusako, Siak, Riau. |
Kami bersemangat karena senyum anak-anak dan guru-guru yang mendampingi. Beberapa kali bu Hera menekankan bahwa kami adalah tamu dari Jakarta, yang telah berkenan mampir ke desa mereka dan ingin menyebarkan semangat membaca. Haduh, ingin sembunyi di bawah tudung saji jadinya :D
Begitu saktikah kata "Jakarta" bagi anak-anak itu? Entahlah. Tapi aku sering bersirobok dengan anak-anak yang menatap kagum. Aku cuma bisa tersenyum yang membuat mereka menunduk malu. Kutekan semua kesombongan sebagai orang "Jakarta", karena memang kami tidak tinggal di ibukota.