Kamis, 30 Januari 2014

Lelaki Pejalan : Fajar 18

18

Janjikanlah aku tanpa takut
sebab kau tahu
aku tak ingin memberatkan langkah.





Jika kegamangan dapat dituliskan, mungkin sudah mencapai jilid kesekian ratus. Tapi tidak. Aku tak mau menuliskannya. Hanya akan kudapati ragu yang amat dalam. Lalu, bagaimana berani melangkah jika hanya berbekal ragu? 


Juga takut yang curam. Bisikku. Berharap kau tak mendengar. Meski mata itu menyelidik mencari-cari. Maaf jika kusembunyikan semua. Bukan untuk dusta. Tapi kau tak akan mau mendengarnya, sebab isak tangisku saja sudah seperti gema buatmu. Memekakkan hati.


Maka aku memilih menyimpan dalam-dalam di pasir pantai. Hanya saat ombak menepi kau akan mengetahui. Jika saatnya tiba, kuharap laut tak murung. 


Mari sini kugenggam, dan benamkan janjimu di telapak tangan. Akan redam dalam garisnya, silang-menyilang rumit penuh arti. 


Kukira, ketakutan dan keraguan, tak perlu mencari maknanya dari peramal gipsy...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar