Main-main ke sini sama anak-anak dan suami. Suka suasana Kedai Seni Djakarte di jalan Pintu Besar Utara, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Jika tempat lain mementingkan kesempurnaan bangunan, kedai ini tampaknya ingin menyuguhkan persepsi berbeda. Dinding mengelupas, anak tangga marmer, meja dan kursi bocel-bocel, selama masih aman tak apa.
Representatif buat yang suka suasana "djadoel" terpadu dengan kekinian kayak saya. Furnitur menggunakan kursi kayu yang antik.Sementara interiornya dipenuhi kenangan 80-an ditandai deretan kaset penyanyi lawas, sebagian masih eksis. Lewat sampul kaset pula saya melihat wajah Rossa berpuluh tahun lalu saat merintis karir musik. Saya juga diingatkan ada penyanyi bernama Fryda, Iga Mawarni dan lain-lain yang entah sekarang kabarnya.
Saya seperti ditemani kenangan masa itu, di tengah menu kekinian. Banyak pilihan makanan dan minuman yang sepintas bersilangan. Itulah kuliner, rasa boleh beda tapi lidah tak membedakan masa. Sajian berbau tradisional, bir pletok dingin hadir dalam gelas toples dan sedotan besar. Rasa jahe merah dan kapulaganya menyuguhkan sensasi hot tingkat dewa.
Untuk makanan beratnya saya memilih soto betawi yang rasanya sesuai ekspektasi saya. Ada gurih manis sehar dalam kuah bersantan, apalagi setelah dikucuri perasan jeruk nipis. Potongan dagingnya cukup sekali suapan, dengan rasa bumbu dan empuk. Sambal rawitnya juga uhuy.
Yang ingin mencoba aneh pun ada. Minum dari toples kecil. Ada campuran potongan buah, sirup, es dan soda dalam sebuah toples bertutup. Cukup menggoda selera.
Pelayanannya sigap, ramah, dan jangan kaget pelayannya banyak bertato. Ini perlu saya tulis karena biasanya banyak yang judge orang bertato pasti sangar. Coba saja temui mas-mas di sini!
Pasti banyak yang ingin tahu soal harga. Melihat keberadaan di kawasan turis dan tampilan bangunan, awalnya saya mengira harga makanan dan minuman pasti mahal. Alhamdulillah masih terjangkau dompet, berlima habis Rp 239.000,- untuk 2 bir pletok panas dan dingin, 2 bakmi goreng, 1 mie siram, 1 soto betawi, 1 NBA, 2 es teh manis, 2 gelas taro ice (yang ini buat dua bocah penggemar taro float).
Seperti biasa cicip-cicip pesanan anak-anak, dan saya suka semuanya. Oh ya, yang belum tahu NBA, itu bukan semacam pertandingan basket tapi singkatan dari nasi bakar ayam. Demikian.
Jakarta, 28 Oktober 2016
#bukanbuzzer
#kedaisenidjakarte #jakarta #kotatua #trip #travel #GongTraveling #coupletraveler #couplewriter #gongtias #life #travelingwithfam #hangout #kafe
Bunda Tias...terimakasih atas buku extraordinary wifes nya... Sangat menginspirasi...
BalasHapus