Kamis, 05 Desember 2013

Satu Janji Tunai (3)

Kinetic Rain
Di Changi, anak-anak minta menonton Kinetic Rain dulu, yang membuat betah. Gerak dan musiknya syahdu, mengingatkan keharusan hidup harmonis dengan sekeliling. Eh itu pikiran saya sih. Mungkin ada yang cuma sibuk menghitung logam berbentuk tetesan air sewarna tembaga. Gak masalah:D
Hari pertama di Singapura, setelah makan pagi, kami menuju Science Centre. Di sana surga buat anak-anak yang ingin tahu segala hal tentang science. Tiket dibandrol S$8 untuk anak-anak dan S$12 untuk dewasa, total S$28 untuk aku dan 2 anak. Suami memilih menunggu di luar.

Jalan menuju Science Centre
Oh ya, jumlah itu cuma untuk masuk Science Centre. Kalau mau tiket terusan dengan wahana Titans of the Past Dinosaurs and Ice Age Mammals, totalnya jadi S$40. Sebenarnya menarik juga, karena menawarkan pameran dan pertunjukan The Growth and Behaviour of Dinosaurs. Lagipula cuma digelar 25 Oktober 2013 - 23 Februari 2014. Tapi karena anak-anak juga tidak begitu antusias, ya kami nggak ambil paket itu.

Dalam Science Centre mungkin lebih menarik karena fenomena fisika keseharian ditunjukkan dengan cara permainan menarik. Jadi bikin anak-anak betah. Hanya labirinnya ruwet buat anak-anak. Cahaya juga dibuat temaram, karena beberapa percobaan membutuhkan sedikit sinar agar lebih fokus.
Beberapa alat membutuhkan koin S$1 untuk bisa bergerak otomatis. Aku mencoba piano klasik yang memperlihatkan ketukan jika tuts pianu ditekan. Piano itu otomatis memainkan sebuah lagu, kita bisa melihat fenomena bunyinya.

Idealnya, menjelajahi Science Centre butuh 3 jam. Tapi bersama Kaka, cukup 1 jam, karena anak ini sudah tidak sabar ingin berenang di water ground di luar arena Science Centre.
Lagipula, aku sudah mulai capek, sempat kram kaki kiri saat dalam wahana Science Centre. Kondisiku dan suami tidak begitu fit saat itu.

Kami belum check in di hotel, jadi masih bawa-bawa ransel. Rencana memang setelah dari science centre, baru ke hotel. Ada juga Snow City, wahana bersalju. Tapi kami sadar dengan ketebalan kantong, jadi cukuplah di wahana ilmu dan water ground. Toh yang penting anak-anak happy.
Kelar dari situ, kami ke stasiun MRT di Jurong East, ngemil snack dan minum, baru naik MRT ke kawasan Bugis. Singapura memang negara kecil, tapi bagusnya disokong transportasi massa. Biar ngga ada yang komen: udah sempit, macet pulak!

Dan proses pembelian tiket juga mudah, kami mengajari Odie dan Kaka membeli tiket otomatis jurusan Bugis. Oh ya, beberapa budaya di sini kami kenalkan sebelum berangkat: antre, tidak buang sampah sembarangan, tidak makan minum di MRT.

Hotel kami di kawasan Middle Road. Berbekal peta yang didapat gratis di bandara, cukup mudah mencarinya. Daaan...keajaiban satu lagi adalah...dekat National Library! Aaakk! Pengen joged-joged jadinya! Langsung kami jadikan destinasi esok pagi.
Sebelum sampai hotel, kami tukar uang dulu, beli bekal buat makan dan jalan esok. Odie-Kaka masih agak bingung kenapa uang 500ribu rupiah cuma ditukar dengan 5 lembar S$10 plus tambahan 1 dolar Singapore dan 50 sen.

Fragrance Hotel yang jadi tujuan kami sekelas hotel bintang tiga, cukup strategis letaknya. Kamar bertarif 1 juta rupiah permalam yang kami booking terhitung mahal dibanding di kota kami. Tidak begitu luas memang. Cukuplah berjejalan di kasurnya yang empuk. Kebetulan aku sudah dua hari begadang, langsung rebah dan tidur setelah menyimpan tas-tas dalam lemari sempit.
Sampai sore Singapura diguyur hujan. Makin malaslah meninggalkan kasur. Apalagi anak-anak masih capek jalan kaki. Akhirnya kami sukses dan puas rehat. Soal makan, terpaksa cari mie instan bermangkok di 7eleven persis di samping hotel. Ajaib memang. Terima kasih, Allah, memudahkan jalan kami.










2 komentar:

  1. Jadi pengen jalan2 k Singapura jg..mdh2an janji utk diri sendiri ini bisa terlaksana segera. Thanx, Mba Tias.
    Aku Trias, KMRD 21. Salam kenal :)

    BalasHapus
  2. hi Trias! Aku udah balas komen kok nggak muncul juga di sini:)) hehehe
    makasih ya!

    BalasHapus