Jumat, 13 Desember 2013

Satu Janji Tunai (6-habis)

Wah, ini postingan kapan selesai, ya! Hehehe... Baiklah, mari ditulis postingan bagian akhir dari family traveling kami.
Setelah kembali ke hotel, aku packing dengan teliti. Backpack suami diisi baju kotor, backpack punyaku baju bersih dan pernak-pernik emergency. Sementara Odie-Kaka dengan barang pribadi mereka.

Sebenarnya stok bajuku cuma 2, baju tidur dan kemeja ganti, plus underwear. Anak-anak 3 stel, sementara suami yang banyak bawa kaos, karena gampang berkeringat.

Jika bepergian, aku terbiasa bawa bekal baju yang praktis. Bahkan 1 baju bersih masih tersisa hingga pulang, karena aku masih bisa pakai atasan baju tidur berupa kaos lengan panjang.
Kamar hotel berpendingin udara, membuat tak banyak keringat, otomatis baju tak begitu bau. Suamiku heran, aku yang di rumah rajin ganti baju, ini masih betah dengan baju semalam. Masih wangi, alasanku. Hehehe.

Setelah sholat Dhuhur yang dijama' dengan Ashar, kami check out. Salah satu tujuan kami: Serangoon Road. Kali ini aku keukeuh, mau ke sana. Ini permintaanku, yang biasanya gampang kompromi. Kali ini keras kepala, pokoknya harus ke sana.

Kaka si bungsu, yang sudah membayangkan jauhnya perjalanan, bersemangat karena ayahnya menjanjikan beli es krim kesukaannya. Jadi, setiap si anak mulai mengeluh dan merengek, ayahnya akan mencari-cari pedagang es krim. Artinya, begitu ada, kami harus membeli. Hihihi.
Suamiku tahu, jika sudah menjadi niat dan keinginanku, jangan dilarang, aku bakal uring-uringan sepanjang waktu:D Maka ia mempersilakan aku memimpin jalan. Sebenarnya bisa naik MRT, tapi kami berniat menyusuri jalanan Singapura.

Berbekal peta, jadilah aku mirip Dora The Explorer! Melewati persimpangan Middle Road dan Victoria Street. Lalu masuk jalan kecil Manila Street, sampai di Queen Street. Kami mampir ke toko cinderamata, dan membelikan kaver paspor buat Odie dan Kaka.

Odie memilih kaver bergambar Minion, sementara Kaka bermotif Stich. Dengan raut wajah puas, mereka menimang-nimang paspornya. Dua anak itu juga membeli gantungan kunci seharga S$10 isi 24 biji. Cukup untuk dibagikan sebagai oleh-oleh buat teman-temannya di sekolah.
Kami lalu melanjutkan perjalanan, sampai ke Albert Complex, lalu ketemu persimpangan Bencoolen Street, Rochor Canal Road, dan menyeberang. Semula berniat mengikuti sisi Sungei Road, karena sedang perbaikan di beberapa ruas jalan, kami memilih jalan-jalan kecil. Dengan begitu ada banyak yang bisa dilihat, terutama arsitektur kuno.

Abdul Gaffoor Mosque
 Di Mayo Street ada Masjid Abdul Gaffoor yang antik. Lalu di sepanjang Perak Road banyak hotel-hotel berbangunan cantik tempo doeloe. Masuk Dunlop Street, kami merasa kenal daerah itu.

"Kita di Little India," kata suamiku sambil tersenyum. Setiap kembali ke tempat yang pernah didatangi, rasanya seperti guyuran semangat. Langkah jadi lebih ringan, padahal kami masing-masing membawa dua ransel anak-anak.
 "Jangan-jangan..." Aku tertawa. Suamiku tahu apa yang akan kutebak. Kami merasa lucu, karena Serangoon Road adalah ruas jalan yang menjadi lokasi gambar sampul blog-ku.
Serangoon Road
 Di ruas jalan itu aku sibuk memikirkan James Callaghan sedang menyusuri Singapura tempo doeloe di film seri Serangoon Road. Hehehe.

Puas mengamati sekitar, kami bergegas ke stasiun MRT terdekat, Little India. Dan doa kami terkabul. Pedagang es krim berjualan di dekat pintu masuk stasiun! Kami pun makan es krim senikmatnya!
Aku menatap Odie dan Kaka dengan penuh syukur. Di usia semua mereka, langkahnya amat jauh dari rumah, dibanding kami saat seumur sama. Alhamdulillah kami sudah menunaikan janji untuk membawa mereka keluar negeri, meski sekadar Singapura. Janji yang jika tidak karena pertolongan Allah tidak akan kami tunaikan. (The End)
Bayangkan aksi dua anak kriwil ini bergelayutan ala pesenam. Hihihi














1 komentar:

  1. "Di usia semua mereka, langkahnya amat jauh dari rumah, dibanding kami saat seumur sama. Alhamdulillah kami sudah menunaikan janji untuk membawa mereka keluar negeri, meski sekadar Singapura. Janji yang jika tidak karena pertolongan Allah tidak akan kami tunaikan" Suka dengan kalimat tersebut.

    BalasHapus