Selasa, 06 Januari 2015

BALI SENDIRI (1)


Pantai Kuta
Ini catatan perjalanan ke Bali beberapa bulan lalu. Baru kutulis sekarang, dengan alasan beragam. Tapi yang mendasar sih karena tidak seasyik perjalanan yang pernah kulakukan sebelumnya.
Sebab aku jalan sendiri, nggak sama patjar. Huhuhu… Meski pantai Kuta menyediakan dirinya direbahi, tapi tetap saja seperti hilang satu sayap.
*blaaah*

Jika bukan karena tugas menggantikanmu yang juga sedang traveling karena tugas, aku malas berangkat. Ini memang tugas penting, tak bisa diwakilkan ke orang lain. Maka aku tetap saja berangkat. Padahal kau juga sedang di daerah timur Jawa. Tapi tak mungkin rasanya kita bertemu.
*yak begitu deh caraku nyepik suami*

Aku tiba di Bali tepat saat makan siang. Tapi ternyata belum dapat jatah makan. Perut sudah konser dari pagi. Di bandara Cengkareng cuma sempat makan sepotong roti dan air putih.

Sampai di kamar ternyata roommate belum datang. Belum tahu siapa dia, yang jelas wanita. Aku akan protes, demo dan mogok makan kalau sekamar sama laki-laki. Kecuali panitia ngasih kejutan, patjar datang. Tapi kan itu cuma khayalan. Nggak mungkin dia datang tanpa aku tahu. Setidaknya dia pasti akan tanya nomor kartu Garuda Miles-nya, membuatku tahu akan terbang ke mana XD Hihihi…


Karena sendirian dan belum tahu peserta yang lain, aku keluyuran di Kuta. Sebelumnya makan fried chicken dekat Hard Rock Café. Mampir ke minimarket, beli camilan buat nongkrong di Kuta. Oh ya, beruntungnya hotel Grand Inna yang kutempati itu di tepi pantai. Jadi laut itu rasanya cuma pergi ke halaman belakang gitu deh.

Angin laut membuatku mengantuk, lalu segera masuk kamar dan tidur. Sempat sholat jama’ zuhur dan ashar dulu. Bangun-bangun maghrib, roommate datang. Ternyata emak-emak juga, dari Medan sana. Wah, dari awal aku udah senang dengar dia cerita dengan dialeknya yang kental.

Senangnya makan malam sudah dapat jatah dari panitia. Tapi meski begitu banyak pilihan menu, aku nggak pernah bisa makan banyak di hotel mana pun. Udah eneg duluan lihat makanan macam-macam. Bahkan kalau ada patjar, pasti diajak makan di luar, ke warung terdekat maksudnya.

Berhubung acara pembukaan diundur besok pagi, banyak waktu santai. Ternyata masih banyak peserta yang belum datang karena peak season, tiket ke Bali susahnya minta ampun. Aku juga nggak dapat tiket Garuda, akhirnya pilih Citilink. Oh ya tentang Citilink ini ada cerita tersendiri. Baru sekali naik Citilink, mau take off dipaksa senyum-senyum sendiri dengan pantunnya yang kocak. Hihihi…

Selesai makan malam, aku sama bu Lidia jalan-jalan lihat Legian malam hari. Niat semula sih seputar hotel aja. Tapi kehidupan di sini memang dimulai malam hari. Makin malam makin ramai. Mampir ke citiwalk, lihat-lihat pakaian branded, trus muter sampai gang kecil, yang jualan baju brand antah berantah. Kontras banget memang.

Sempat terpikir apa nggak bisa brand lokal dimasukkan ke jajaran toko citiwalk. Tentu dengan pengawasan ketat soal kualitas. Ah itu kan cuma pikiranku saja. Yang jelas aku juga males kalau pakai brand lokal tapi kualitasnya nggak bagus. Tapi juga nggak mau disuruh beli brand luar yang harganya selangit.
*ya itu kan karena ogud dompetnya tipis, bro, sis…*

Berdua menyusuri gang kecil, sambil mengobrol, tahu-tahu sampai Jalan Poppies, terus jalan lagi, akhirnya sampai lagi ke hotel. Bukannya langsung masuk kamar, tapi bu Lidia mengusulkan ngadem di Kuta. Hayulah, kataku.

Di Kuta kami diam dengan pikiran masing-masing. Aku ingat patjar dan anak-anak kami. Lagi ngapain mereka ya. Di depan kami, jarak sepuluh meter ada cowok mabok. Sebelah kiri sana lagi pada ajojing sama bule. Sebelah kananku, sepasang kekasih lagi pelukan. Iiiih… jadi ingin telepon patjar! Ketika tersambung, say hi, dan baru sempat bilang inginnya ditemenin, pulsaku habis. Whuaaa… pengin garuk-garuk pasir buat diekspor ke Batam!

Malam itu buatku pantai Kuta nggak asyik banget. Gelap aja nggak bisa lihat laut. Coba kalau ada patjar, segelap apa pun, jadi indah karena matanya pasti jadi lautan cahaya.
*maap ye yang mau nimpuk, mohon dimaapkan XD*


Ntar yak sambungannya! 

9 komentar:

  1. Kuta owh Kuta dan akupun belum menuliskannya *ngumpet, takut ada yg nimpuk juga* :D


    Salam

    BalasHapus
  2. hahay... Kuta emang menggoda buat didatangin sama patjar. hihihi

    BalasHapus
  3. Emang patjarnya kemana Mbak Tias #gagal fokus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Patjar lagi tur literasi Jawa. Nggak bisa diganggu. Bahkan buat patjaran. heuheu. ^^

      Hapus
  4. Kuta itu enaknya cuma kalau dinikmati bareng pacar ya Mbak Tias.. Di luar itu ....ya mesti pandai2 menghibur diri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah. berasa jonesgits, jomblo ngenes bingits XD

      Hapus
  5. Hi hi hi, asik tulisannya, kocak. Mau baca lanjutannya ah ^_^

    BalasHapus
  6. hihihi... lagi nyoba gaya bahasa yang beda ^^ xixixi...

    BalasHapus